Hari ini Rabu, 28 November 2019 Kemenkes RI mengadakan pertemuan
untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 03
Desember 2019 besok. Acara yang mengambil tema “Indonesia Inklusi SDM Unggul”
ini dimulai dengan penampilan dari adek-adek kelas 3 SD dari yayasan tuna rungu
yang menampilkan kepiawayan mereka menari.
Setelah dibuka dengan penampilan tarian yang indah acara
dilanjutkan dengan pembacaan doa agar acara dapat berjalan lancar dan berkah. Dilanjutkan
dengan sambutan dari Ibu Cut yang mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang sudah hadir di acara ini serta mendukung adanya acara peringatan hari
Disabilitas Internasional 2019 ini. karena pentingnya kerjasama kita semua agar
disabilitas bisa berkurang atau bahkan bagi yang sudah menderita bisa tetap
berkarya.
Selanjutnya acara dibuka dengan mengucapkan Bismillah dan
pemukulan gong. Menurut WHO ada lebih dari 1 Milyar anggota masyarakat yang
menyandang Disabilitas bahkan sebagian dari mereka berusia diatas 60tahun yang
sudah tidak produktif lagi. Kita sebenarnya bisa mencegah disabilitas sejak
awal kehidupan dan itu sangat lah penting. Bahkan kerjasama dari semua lapisan
masyarakat sangat amat penting untuk mencegah disabilitas.
Kadang masyarakat kita masih salah kaprah, masih suka
membicarakan disabilitas padahal disabilitas tuh bukan untuk dibicarakan tapi
harus kita berikan peluang yang sama serta kita fasilitasi. Karena disabilitas
bukan hanya tugas kementerian sosial saja tapi juga merupakan tanggung jawab
kementerian kesehatan dan tugas kita semua. Misalnya saja kita para blogger
dapat berperan aktif dalam menyebarkan sosialisasi tentang disabilitas melalui
tulisan dan media sosial agar masyarakat lebih paham kalau disabilitas perlu
diberikan hak yang sama seperti kita.
Salah satu cara untuk mengurangi dampak disabilitas adalah
dengan Rehabilitas Medik. Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) merupakan
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dengan program pembinaan
wilayah dalam hal pencegahan kedisabilitasan, deteksi dan
rehabilitasi/habilitasi segala aspek
kehidupan untuk memberdayakan Penyandang DIsabilitas dalam segala aspek
kehidupan, keluarga dan masyarakat.
Sasaran RBM sendiri yaitu Penyandang Disabilitas dalam
segala aspek kehidupan, keluarga dan masyarakat. Yang terlibat dalam program
ini yaitu : Puskesmas yang berperan sebagai inisiator, fasilitator,
implementator, katalisator dan evaluator RBM. Serta segenap komponen masyarakat
yang dapat terdiri dari penyandang disabilitas, keluarga penyandang
disabilitas, kader, tokoh masyarakat, pemberdayaan masyarakat luas.
RBM dapat dilaksanakan dari unit terkecil dari wilayah
binaan RBM yaitu RW/RK/Nagari/Dusun/Dukuh/sederajat yang telah mempunyai kader
yang sudah dilatih RBM. Ada beberapa hal kenapa harus membutuhkan RBM, antara
lain
- Kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang disabilitas, baik karena kelainan bawaan, proses degeneratif, bencana alam, konflik maupun kecelakaan lalu lintas
- Terbatasnya sarana serta kurang meratanya pelayanan rehabilitasi medik
- Kebutuhan alat bantu kesehatan belum dapat dipenuhi
Untuk cara kerja RBM sendiri pada prinsipnya merupakan
proses alih pengetahuan dan keterampilan tentang kedisabilitasan dan rehabilitasi
kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat melaksanakan deteksi dini dan
intervensi sederhana serta merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan menurut
alur rujukannya bila diperlukan.
Berharap sih dengan banyaknya masyarakat yang lebih mengerti
tentang disabilitas maka banyak juga disabilitas yang bisa berkarya sesuai
dengan kemampuan mereka bahkan jangka panjang nya kita semua bisa mencegah
disabilitas sejak awal kelahiran dengan cukup ilmu dan pengetahuan untuk
menciptakan SDM yang unggul pada masa depan. Yuk mulai sekarang kita berikan
peluang yang sama kepada disabilitas, daripada kita bicarakan mereka lebih baik
kita support, setuju kan?
Komentar
Posting Komentar