6 bulan sudah papa pergi menghadap penciptaNya, tetapi
kenangan indah bersama papa makin lama makin terus teringat jelas yang membuat
ku kangen akan sosok laki-laki yang selalu mengajarkan kemandirian ini kepada
anak-anaknya. Papa adalah laki-laki yang sangat menyayangi keluarganya dengan
caranya sendiri.
Tepat di tanggal 12 Maret 2018 2 minggu setelah pulang Umroh papa
di panggil yang Maha Kuasa. Begitu cepat kepergian papa sehingga kami tidak
bisa melihat di saat –saat terakhir. Pukul 22.00 aku di kabarkan kalau papa
mengalami sesak nafas, begitu aku sedang bersiap-siap menuju ke rumah papa
tiba-tiba pukul 22.30 aku di kabarkan kembali kalau papa sudah tidak ada.
Betapa terkejut dan seperti mimpi aku mendengar kabar itu,
menurutku ini hanya sebuah mimpi yang ketika besok pagi aku bangun semua nya
akan baik-baik saja, tapi ternyata ini kenyataan yang harus aku terima walaupun
sangat pahit. Sebagai anak aku belum bisa membanggakan dan membahagiakan papa
bahkan bisa dibilang aku masih banyak membuat papa kecewa tapi aku tahu kalau
papa sangat sayang padaku dengan caranya yang unik.
Dan sekarang lah saat nya aku berbakti kepada papa dengan
selalu berbuat baik dan mengirimkan doa di setiap sholatku, karena doa anak
sholeh/sholehah tidak akan putus. Kepergian papa yang sangat cepat dan mendadak
membuatku lebih aware menjaga mama dan adik-adikku.
Karena papaku meninggal mendadak itu dikarenakan penyakit
Jantung yang memang dokter sudah menyarankan papa untuk di by pass jantungnya
tapi papa menolak. Laki-laki yang suka sekali minum kopi ini terkena penyakit
Jantung karena menderita Diabetes. Ternyata diabetes bisa menyerang Jantung dan
Paru-Paru, aku berkata demikian karena mama juga terkena diabetes tapi yang di
serang paru-parunya sehingga mama harus minum obat paru selama 6 bulan.
Pengalaman adalah guru yang paling berharga, istilah itulah
yang membuatku lebih aware dengan kesehatan. Aku tidak mau kehilangan semua
orang yang aku sayang karena penyakit Jantung yang menyerang secara tiba-tiba.
Walaupun aku juga paham kalau kita semua di dunia ini hanya menunggu waktu saja
kapan kembali ke pencipta kita.
Tapi aku percaya kalau kita menjaga kesehatan kita akan
sehat dan terhindar dari penyakit, walaupun kita harus kembali nantinya dengan
keadaan sehat. Ternyata bukan hanya papa saja yang terkena penyakit mematikan
ini, menurut data WHO pada tahun 2015 menunjukkan bahwa 70% kematian di dunia
disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular (PTM) (39,5 juta dari 56,4 kematian).
Dari seluruh kematian akibat Penyakit Tidak Menular tersebut 45% nya disebabkan
oleh Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, yaitu 17,7 juta dari 39,5 juta
kematian.
Jumat kemarin aku hadir di Kemenkes untuk mengikuti Press
Conference Peringatan Hari Jantung Sedunia yang jatuh pada tanggal 29 September
2018 dengan tema tahun ini “My Heart, Your Heart”. Tema ini dipilih untuk
mengajak masyarakat melakukan perubahan kecil dalam hidup, dengan membuat
sebuah janji sederhana untuk kesehatan Jantung kita dan kesehatan Jantung
orang-orang yang kita sayangi, seperti berkomitmen dengan mengkonsumsi makanan
yang lebih sehat, beraktivitas fisik lebih baik, berhenti/hindari asap rokok
dan lain-lain.
Bahkan Kementerian Kesehatan juga mengajak kita semua untuk
melakukan perubahan sederhana dalam aktivitas sehari-hari dengan menghidupkan
perilaku CERDIK agar mendapatkan jantung yang sehat “Hidup CERDIK, JANTUNG
Sehat”, CERDIK sendiri yaitu :
- Cek kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktivitas fisik
- Diet sehat dan seimbang
- Istirahat yang cukup
- Kelola stress
Memang berat mengubah gaya hidup, dari CERDIK ini ada belum
aku lakukan, aku cek kesehatan aja kalau sudah sakit, malas sekali ektivitas
fisik (tapi sekarang sudah lumayan aktivitas fisiknya anter anak sekolah jalan
kaki), diet sehat dan seimbang (aku masih suka makan gorengan yang lemaknya
banyak jarang makan buah dan sayur). Tapi aku percaya tidak ada yang sulit
merubah gaya hidup untuk lebih sehat kalau ada kemauan.
Aku sih berharap semoga keluarga tidak ada lagi yang terkena
penyakit jantung koroner seperti papa. Penyakit Jantung Koroner (PJK) sendiri
adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena
adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Secara klinis ditandai dengan nyeri
dada atau rasa tidak nyaman di dada / dada terasa tertekan berat ketika sedang
mendaki/kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan di jalan
datar atau berjalan jauh.
Penyakit Jantung Koroner terdiri dari penyakit jantung
koroner stabil tanpa gejala, angina pektoris stabil, dan Sindrom Koroner Akut
(SKA). Penyakit jantung koroner stabil tanpa gejala biasanya diketahui dari
skrining, sedangkan angina pektoris stabil didapatkan gejala nyeri dada bila
melakukan aktivitas yang melebihi aktivitas sehari-hari.
Prevalensi PJK nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar
1,5%, tertinggi di Prov Nusa Tenggara Timur (4,4%) dan terendah di Provinsi
Riau (0,3%). Menurut Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014
menunjukkan PJK merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah stroke,
yaitu sebesar 12,9% dari seluruh penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Bahkan menurut Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS) menunjukkan adanya peningkatan beban biaya kesehatan akibat
PJK setiap tahunnya. Hal ini terlihat dari tahun 2014 yang menghabiskan 4,4
triliun rupiah yang kemudian meningkat menjadi 7,4 triliun rupiah pada tahun
2016. Dari data di atas adanya peningkatan sebanyak 68,2%. Dan aku pun
merasakan ini, selama papa berobat penyakit Jantung dan diabetes menggunakan
BPJS papa tidak perlu mengeluarkan uang sama sekali.
Tapi lebih baik mencegah daripada mengobati, itu prinsipku
dan PJK dapat dicegah dengan pengendalian perilaku yang beresiko seperti
penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik
serta penggunaan alkohol. Sayang nya laki-laki yang memiiki 4 orang anak ini
masih saja merokok walaupun sudah terkena PJK.
Menurut data Riskesdas, faktor resiko perilaku utama yang
menjadi tantangan dalam upaya pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia,
adalah :
- Sekitar 93,5% penduduk usia >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur
- Sekitar 36,3% penduduk usia >15 tahun merokok, perempuan berusia >10 tahun yang merokok sekitar 1,9%
- Sekitar 26,1% penduduk kurang aktivitas fisik
- Sekitar 4,6% penduduk >10 tahun minum minuman beralkohol
Faktor perilaku tersebut merupakan penyebab terjadinya PTM
seperti hipertensi, diabetes mellitus, dyslipidemia yang merupakan pintu
terjadinya PJK. Apabila kita melihat pasien dengan keluhan nyeri dada sebelah
kiri disertai dengan keringat dingin, ada mual dan muntah segera kita bawa ke
rumah sakit atau klinik terdekat karena bisa jadi itu adalah gejala PJK.
Pemerintah sendiri melakukan beberapa pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular termasuk PJK yang fokus padaupaya promotif
dan preventif dengan tidak meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif, yang
diantaranya dengan :
- Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017, yang tahun ini difokuskan pada kegiatan deteksi dini, peningkatan aktivitas fisik serta konsumsi buah dan sayur
- Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga sejalan dengan agenda ke-5 Nawacita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang dimulai dari keluarga, diantaranya penderita hipertensi berobat teratur dan tidak ada anggota keluarga yang merokok
- Meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku CERDIK yang sudah aku jelaskan di atas
- Melakukan pola hidup “PATUH” bagi penyandang PTM khususnya PJK
PATUH sendiri yaitu :
- Periksa kesehatan secara rutin
- Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat
- Tetap aktivitas fisik dengan aman
- Upayakan diet sehat dan gizi seimbang
- Hindari asap rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik lainnya
Harus di catat nih, aku saja cek kesehatan kalau sakit aja,
mulai sekarang mah harus dan wajib sebulan sekali untuk mengecek kesehatan. Aku
pun mulai membiasakan banyak makan buah dan sayur walaupun awalnya tidak suka. Karena
pengalaman kehilangan papa akibat PJK ini, aku lebih aware dengan kesehatan
jantungku dan jantung orang-orang yang aku sayangi.
Pemerintah saja sangat peduli dengan kesehatan masyarakat
jadi tidak ada alasan untuk kita tidak menyayangi jantung kita sendiri, semoga
dengan perilaku CERDIK dan PATUH penyakit PJK ini tahun-tahun kedepannya akan
berkurang dan semakin banyak masyarakat yang sehat.
Karena sehat itu mahal jadi marilah mulai saat ini kita jaga
kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar. Semoga kita semua
selalu sehat dan terhindar dari segala macam penyakit, Amien Allahumma Amien.
Semoga papa mbak diterima semua amal2nya ya dan keluarga diberi ketabahan.
BalasHapusKalau sakit jantung ini emamg bikin ngeri ya. Kadang kita nggak tahu kapan terjadinya.
Iya nih mba, bener, aku juga merasa belum niiih melakukan CERDIK. Semoga mnjadi penyemangat ni tulisan ini..
BalasHapusPJK termasuk silent killer juga kalau gak salah. Memang gaya hidup kita harua lebih diperhatikan lagi ya mba..
BalasHapustulisannya menginspirasi plus ngingetin aku lagi buat jaga kesehatan dengan pola makan dan gaya hidup yang sehat.
BalasHapusSetuju, sehat itu mahal. Karena itu, menjaga tubuh tetap fit bukan perkara mudah atau susah. Tapi perkaya mau sehat apa ga...
BalasHapusKakek ku juga meninggal karena jantung mba dan mendadak. Padahal sebelumnya habis medicheck dan dinyatakan sehat jantungnya. Qadarullah....tapi memang kita harus melakukan langkah antisipatif ya. Terima kasih reminder dan informasinya ya Mba.
BalasHapusPola hidup sehat gini harus dikenalin sejak dini klo menurut aku, supaya menjadi suatu kebiasaan. Naahh PR kita deh membiasakan anak2 hidup sehat. Harus mulai dari diri kita sendiri dulu. Ini yang agak susaahh.
BalasHapusPengalaman merupakan guru terbaik.
BalasHapusJadi kangen abahku. Reminder banget ni mba, penting harus lebih aware soal serangan jantung, terutama perubahan gaya hidup ya, ini sih yang juga peer banget buat aku dan keluarga, banyak yang harus di ubah.
BalasHapusStres jadi salah satu faktor yang perlu diwaspadai ya Mba. Memang apa-apa itu dari pikiran sih ya. Semoga kita sehat-sehat terus. Amin.
BalasHapusLagi-lagi selalu untuk menjaga pola hidup sehat yah agar terhindar dari penyakit, apalagi jantung yang tanpa disadari dan datangnya tiba-tiba
BalasHapusKemenkes sangat giet nih sosialisasi CERDIK...
BalasHapuskalau mau sehat, perilaku kita harus CERDIK dan menerapkan pola hidup PATUH
BalasHapusthanks for sharing mbak dewi
Ya, harus benar-benar membiasakan CERDIK. Jantung koroner berbahaya juga karena datangnya secara diam-diam tidak terduga. Terima kasih sudah berbagi cerita.
BalasHapusCERDIK yang digaungkan Kemenkes ini kena banget lho. Pun buat aku belum maksimal menjalankannya. Tapi minimal banyak yang ke arah lebih baik ya buat gaya hidup sehatnya.
BalasHapusKalau mengikuti CERDIK, aku masih banyak kurangnya nih padahal sehat itu mahal. Kurang olah raga jelas, padahal dulunya aku hobi lari tuh. Kalau sekarang lebih ke jaga makanan tapi kalau pas iseng suka jajan gorengan
BalasHapusAku baru tau lho, cerdik itu ada kepanjangannya. Nice sharing mba, mudah-mudahan kita semua sehat selalu yaa :)
BalasHapusPengalaman memang berharga. Kita harus mampu hidup sehat
BalasHapusKalau bicara masalah jantung jadi inget alm. Ibu, jantung beliau bocor
BalasHapusCERDIK ini kelihatan simpel tapi susah banget lho dilakuinnya :(
BalasHapuswuaaah cerdik ini harus di applikasikan mba dew.. aku juga ngeri nih kalo masalah jantung
BalasHapusKalau ngomongin jantung memang ngeri ya, dan dengan Cerdik harus bisa diaplikasikan.
BalasHapus