Langsung ke konten utama

EDUKASI DIKDASMEN KENTAL MANIS BUKAN SUSU

Alhamdulillah sebagai ibu MamaWie lulus mengASIhi Haidar dan Humaira selama 2 tahun, ASI merupakan hak mereka berdua sebagai anak. MamaWie percaya anak yang diberikan ASI daya tahan tubuhnya jauh lebih baik. Setelah lulus ASI selama 2 tahun “PR” nya aku harus memberikan susu formula tambahan sebagai pengganti ASI. Setelah mencoba berbagai merek susu  formula ternyata Haidar (9tahun) tidak mau sama sekali mengkonsumsi susu formula, anak laki-laki yang hobi main bola ini lebih memilih air putih atau susu UHT sejak usia 2 tahun lebih sampai saat ini. Berbeda dengan abank nya, Humaira (2 tahun 6 bulan) ini mau mengkonsumsi susu formula tapi yang rasa coklat, itupun perlu beberapa kali mengganti merek susu formula.


Sebagai ibu aku dituntut untuk cerdas walaupun menjadi ibu tuh tidak ada sekolahnya, salah satu caranya dengan ikut kegiatan seminar parenting. Karena ibu merupakan kunci utama dalam memilih asupan nutrisi yang tepat untuk buah hatinya, setuju kan? Alhamdulillah kemarin MamaWie bisa ikut Webinar Edukasi Gizi bersama YAICI – PP Aisyiyah Majelis Dikdasmen “Guru PAUD Sebagai Jembatan Bagi Peningkatan Literasi Gizi Keluarga”. Banyak sekali ilmu yang MamaWie dapat dalam acara zoom meeting Senin, 18 April 2022 kemarin, dimana sebagai ibu aku makin paham kalau Kental Manis tuh ternyata bukan susu sehingga tidak baik apabila diminum secara langsung karena kandungan sukrosa nya sangat tinggi, kalau kita konsumsi untuk anak dalam jangka panjang akan menyebabkan diabetes.

Acara ini dihadiri oleh beberapa narasumber, yaitu :

  1. Arif Hidayat, SE. MM - Ketua Harian YAICI
  2. Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M. Ag - Ketua PPA
  3. Dr. Piprin Basarah Yanuarso, S. pA (K) – Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia
  4. Prof. Dr. Ir. Netty Herawati, M. Si – Ahli Gizi dan Praktisi Pendidikan PAUD
  5. Gustara – Moderator

Penting banget bagi kita para orang tua memberikan asupan makanan yang sesuai kandungan gizi karena kalau tidak dapat menyebabkan pertumbuhan kognitif dan fisik anak terganggu. Hal ini menjadi penyebab umum permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh anak-anak Indonesia. Akibatnya, permasalahan gizi kronis pada balita tak pernah putus. Selalu bermunculan kasus-kasus baru yang berkaitan dengan anak kurang gizi hingga stunting.

Sebagaimana kita ketahui, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting menunjukkan penurunan dari 27,7% di tahun 2019 menjadi 24,4%. Namun, prevalensi underweight mengalami peningkatan dari 16,3% menjadi 17%. Apabila ditinjau menurut standar WHO, hanya Provinsi Bali yang memmpunyai status gizi berkategori baik dengan prevalensi stunting di bawah 20% (10,9%) dan wasting di bawah 5% (3%).

Dengan mengacu pada data di atas, maka dapat dikatakan permasalahan gizi seharusnya menjadi prioritas. Jika kondisi ini tidak segera ditangani bersama, maka juga akan dapat berdampak buruk bagi negara, hingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara sebesar 2 – 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun, atau sekitar Rp 400 triliun rupiah per tahun, besar juga yah!

Disini keluarga menjadi ujung tombak perbaikan gizi anak. Namun faktanya, tingkat literasi gizi keluarga di Indonesia masih sangat rendah. Pada umumnya, orang tua memberikan asupan makanan bagi anak berdasarkan pengalaman dan kebiasaan-kebiasaan di masyarakat. Selain itu, iklan dan promosi produk pangan yang menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari baik di televisi maupun melalui sosial media turut mempengaruhi pola konsumsi anak.

Seperti hal nya yang terjadi pada susu kental manis. Cara produk susu ini beriklan dan berpromosi selama bertahun-tahun telah mengakibatkan kesalahan persepsi masyarakat. Akibatnya, tidak sedikit anak, balita bahkan bayi yang mengalami gangguan gizi akibat mengkonsumsi kental manis sebagai minuman susu. Salah satunya MamaWie juga sebagai salah satu orang yang termakan iklan serta sempat mengkonsumsi kental manis sebagai susu untuk dikonsumsi sebelum akhirnya sekarang tahu dan lebih peduli lagi untuk memutus mata rantai dengan memberikan edukasi kepada keluarga dekat terlebih dahulu kalau Kental Manis tuh BUKAN susu.


Seperti hal ini perlunya kolaborasi seluruh pihak dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gizi anak. Lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu elemen yang dapat menjembatani antara orang tua dan anak. PAUD sebagai lingkungan terdekat kedua bagi anak selain rumah, dapat menjadi tempat yang tepat untuk menanamkan pemahaman tentang makanan dan minuman yang bergizi kepada anak. Dengan memberikan pembekalan dan edukasi gizi kepada guru PAUD, diharapkan dapat menjembatani kebutuhan orang tua akan informasi dan sekaligus menerapkan pembiasaan konsumsi makanan dan minuman bergizi oleh anak.

Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) saat ini membawahi 22.000 PAUD di seluruh Indonesia. Hal tersebut merupakan potensi bagi peningkatan literasi dan perbaikan gizi masyarakat, dalam rangka memperluas jangkauan edukasi gizi untuk masyarakat. Dengan demikian, kolaborasi edukasi gizi ini diharapkan dapat mendorong terwujudnya generasi emas Indonesia 2045.

Harus kita cegah GAGAL TUMBUH anak dengan memberikan nutrisi yang tepat untuk anak. Kita harus penuhi kebutuhan mikronutrien anak, antara lain :

  • Seng
  • Lysinc
  • Threonic
  • Natrium
  • Kalium
  • Fosfor
  • Sulfur
  • Magnesium

Kita bisa mendapatkan asam amino essensial dari protein hewani, seperti daging, ikan, telur, susu dan produk turunannya, kecuali KENTAL MANIS. Karena Kental Manis mengandung 45% sukrosa (50% glukosa & 50% fruktosa). Apabila kita mengkonsumsi makanan tinggi fruktosa akan mengakibatkan :

  1. Hipertensi
  2. Diabetes Melitus
  3. Obesitas
  4. Gangguan Ginjal

Bahkan pada anak 1 – 3 tahun kebutuhan gula harian hanya 23 gram, sedangkan kebutuhan protein hewani 26 gram jadi kita sebagai orang tua wajib membatasinya. Agar terwujud anak-anak yang sehat demi terwujud nya generasi emas Indonesia 2045. Mulai sekarang sebagi orang tua kita wajib harus lebih pintar memilih asupan makanan dan minuman untuk memenuhi nutrisi anak. Anak sebaiknya diberikan susu pertumbuhan BUKAN Kental Manis, karena Kental Manis bukan SUSU. Jadikan Kental Manis sebagai bahan tambahan dalam makanan/topping. Misalnya kita bisa menambahkan kental manis dalam roti bakar, pancake dan sebagainya. Jadilah orang tua yang cerdas untuk mewujudkan generasi emas bagi anak-anak Indonesia, setuju kan?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

FINEXPO BIK 2021 PRUDENTIAL INDONESIA

Setuju kah kalau MamaWie bilang ibu itu menteri keuangan dalam keluarga? Bagaimana tidak karena seorang ibu bisa mengatur keuangan keluarga dalam satu bulan, mulai dari memilah mana kebutuhan utama mana kebutuhan sekunder. Maka dari itu penting nya para ibu belajar cara tepat mengelola keuangan yang baik dalam keluarga. MamaWie sendiri berasa belum menjadi menteri keuangan yang baik untuk keluarga karena masih suka membeli sesuatu yang belum menjadi kebutuhan, belum punya tabungan, belum punya dana darurat dan bahkan yang tidak kalah penting MamaWie belum memiliki asuransi kesehatan untuk keluarga. Saat ini kami masih mengandalkan BPJS Kesehatan, mengapa? Karena kami masih belum bisa memilih asuransi kesehatan apa yang tepat untuk keluarga kami. Abank Haidar ketika operasi cabut pen Padahal MamaWie sendiri menyadari bahwa asuransi kesehatan sangat penting apalagi ketika ada keluarga yang sakit dan membutuhkan penanganan medis secara cepat dan tepat. Karena kalau menggunakan BPJS Kese

BAHAYA RUAM POPOK? SEGERA KONSULTASI KE DOKTER

Masya Allah sebagai ibu bahagia rasanya melihat anak-anak tumbuh sehat dan bahagia. Sebagai ibu yang tidak ada sekolahnya MamaWie banyak belajar mengurus anak dari orang tua dan mengikuti berbagai kelas parenting. Karena sebagai ibu baru yang merawat anak sendiri perlu banget ilmu merawat anak, awalnya MamaWie merawat anak-anak juga penuh dengan kebingungan, kalau anak nangis aku malah ikutan nangis. Apalagi anak-anak ku tuh type anak yang memilki kulit sensitive. Haidar Haira senang bermain tanpa ruam popok Abank Haidar dari bayi sampai usia nya saat ini 10 tahun dia memiliki alergi dengan minyak telon, apabila dioles minyak telon kulitnya akan langsung kemerahan, gatal seperti terbakar. Begitupun dengan adeknya Humaira yang memiliki alergi dengan popok sekali pakai. Kalau MamaWie tidak tepat memakaikan popok sekali pakai langsung kemerahan dan merasa gatal. Kalau sudah seperti ini MamaWie tidak berani coba-coba memakaikan popok sekali pakai merk lain untuk anak perempuan yang lagi ho

APA ITU PCOS? APAKAH PENDERITA PCOS BISA HAMIL ALAMI?

Masya Allah kebahagiaan seorang wanita ketika diberikan kepercayaan memiliki buah hati dari rahimnya sendiri. Semua wanita yang sudah menikah pasti mengharapkan buah hati tapi kadang keinginan kita tidak sejalan dengan kenyataan. Bersyukurlah kita yang sudah diberikan kepercayaan untuk memiliki buah hati dari rahim sendiri, jaga, rawat dan berikan yang terbaik untuk mereka karena banyak di luar sana yang menantikan nya. Banyak para pejuang garis 2 yang selalu berusaha berbagai cara untuk memiliki buah hati. Haidar Haira Sebagai perempuan MamaWie berharap kita saling support perempuan lain, jangan malah menjatuhkan mental dengan pertanyaan-pertanyaan “Kapan Hamil”, “Kapan Nambah Anak Lagi”, “Sudah bertahun-tahun nikah kok belum hamil”, “Kamu tidak subur yah, coba periksa ke dokter” . Pertanyaan-pertanyaan demikian yang menurut kita sepele tapi berpengaruh besar untuk mereka pejuang garis 2, bahkan parahnya dengan pertanyaan seperti itu bisa membuat pejuang garis 2 ini terganggu mentalny