Senang sekali rasanya kemarin Mama Wie dapat berkumpul
bersama teman-teman dari komunitas @bloggercrony dan Kementrian Kesehatan RI. Seperti
biasanya, kami berkumpul dan juga mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat.
Kali ini kami mendapatkan banyak informasi tentang penyakit hipertensi. Banyak yang
masih belum sadar dengan bahaya dari penyakit hipertensi, maka dari itu Mama
WIe akan sharing seputar penyakit hipertensi. Simak sampai habis yaaa.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama
dengan 90 mmHg.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2011, satu milyar
orang di dunia menderita hipertensi, dua pertiga diantaranya berada di negara
berkembang yang berpenghasilan rendah sedang. Prevalensi hipertensi akan terus
meningkat tajam diprediksikan pada tahun 2025 nanti sekitar 29% orang dewasa
diseluruh dunia menderita hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian
sekitar 8 juta orang setiap tahun, 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara,
yang sepertiga populasinya menderita hipertensi. Data Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan menyebutkan bahwa biaya pelayanan hipertensi
mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun 2016 sebesar 2,8 triliun
rupiah, tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar 3 triliun rupiah. Wow angka yang
sangat besar ya temen-temen.
Hipertensi sering disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita
tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi tetapi kemudian mendapatkan
dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi. Hasil
Riskesdas 2013 dan studi di puskesmas diketahui bahwa hanya sepertiga penderita
hipertensi 36,8% yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7% yang
minum obat.
Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku
beresiko seperti :
- Merokok
- Diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah serta konsumsi buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Kurang aktifitas fisik
- Konsumsi alkohol berlebihan Stres
Faktor resiko hipertensi dibedakan dalam dua kelompok, yaitu
:
- Faktor resiko yang tidak dapat diubah atau melekat pada penderita hipertensi, antara lain : umur, jenis kelamin, dan genetik
- Faktor resiko yang dapat diubah, antara lain : Konsumsi alkohol, Merokok, Obesitas, Diet tinggi garam (max 5g/hari), Jarang olahraga, Tingkat stress yang tinggi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
- Hipertensi primer : tidak diketahui sebabnya
- Hipertensi sekunder : disebabkan penyakit lain seperti kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, ganguan kelenjar adrenal, dan lain-lain
Banyak upaya yang telah pemerintah lakukan untuk mengurangi
angka penderita penyakit hipertensi di negara kita ini, yaitu :
- Meningkatkan promosi kesehatan melalui KIE
dalam pengendalian hipertensi dengan perilaku CERDIK
- Meningkatkan pencegahan dan pengendalian hipertensi berbasis masyarakat dengan self awareness melalui pengukuran tekanan darah secara rutin
- Meningkatkan akses ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FTKP)
- Mengoptimalisasikan sistem rujukan
- Meningkatkan mutu pelayanan
- Pencegahan terhadap komplikasi hipertensi khususnya penyakit jantung dan pembuluh darah di FTKP melalui layanan terpadu
- Pemberdayaan masyarakat dalam deteksi dini dan monitoring faktor resiko hipertensi melalui Posbindu PTM yang diselenggarakan di masyarakat, di tempat kerja dan institusi
Kementerian kesehatan menyampaikan himbauan agar semua pihak
baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat agar :
- Dapat berpartisipasi dan mendukung upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi
- Menerapkan hidup sehat yang dimulai dari keluarga
- Mengendalikan faktor risiko hipertensi dengan deteksi dini dan modifikasi gaya hidup dengan menerapkan perilaku CERDIK dan mengendalikan hipertensi dengan PATUH
serem juga ya hipertensi itu,
BalasHapusbtw ada data WHO yg terbarunya gak sih mom?